Beda

Sebuah dunia.

Dengan ukuran yang sama antara tanah dan langit.

Dengan kecepatan udara melintas di titik angka yang sama, memberi napas pada setiap makhluk yang dilewati.

Dengan sejarah yang sama, lahir para bayi di tahun yang sama.

Dengan kisah yang sama, dengan kopi pahit yang terpaksa diminum karena penasaran.

Dengan burung beo yang sama, melintas di kala senja yang cerah.

Dengan tawa yang sama, dengan taraf candaan di luar nalar yang persis sama.

Dengan orang yang sama, dengan lantunan gitar yang membuat malam menjadi penuh arti.

Dengan pertanyaan bodoh yang sama, tetapi dengan jawaban yang berbeda.

Setelah dua puluh delapan tahun, akhirnya mereka dipersatukan oleh takdir.

Dalam sebuah dunia, dengan dimensi yang berbeda.

Bogor, 11 Agustus 2023

Tawa

Tak peduli seberapa banyak warna di taman itu, tetap kelabu yang terlihat.

Tetap dengan nuansa kelam, terpaku pada sudut cakrawala yang entah di mana ujungnya.

Sudah lama tak hidup, lama sekali.

Kotak itu usang bagai benda antik yang sudah seharusnya ada di tempat sampah.

Salah?

Tidak.

Hanya saja, frekuensi itu terlalu lemah untuk menerima sinyal di sekitarnya.

Sebab semuanya sama.

Membosankan dan kaku.

Butuh sinyal yang meledak – ledak, berenergi, konstan, aneh dan berbeda, untuk mengaktifkan kembali radar yang telah lama pupus di tanah buana.

Memang, pernah lewat sepintas lalu.

Sayangnya, tak menetap, hanya memberi kejutan manis di depan pintu.

Lalu, sampai kapan semuanya harus kelabu seperti ini?

Sampai kapan tawa ini terpendam di alam bawah sadar?

Bogor, 2 Agustus 2023

Server

Terasa memalukan di hadapan jagat maya.

Ditelanjangi oleh algoritma yang dikendalikan oleh server raksasa.

Rahasia tak lagi ada dalam kamus kehidupan.

Privasi tak lagi semisterius dulu.

Perasaan campur aduk menghadapi berbagai reaksi.

Pikiran berujung terjadinya magnetifitas yang terus berebut tahta.

Drama menjadi makanan rutin tak terelakkan.

Popularitas menjadi tujuan sampingan, selain meraup lembaran kertas bank bergambarkan pahlawan.

Semua orang bisa menjelma menjadi ahli apa saja.

Aku bisa menemukanmu saat ini juga, meskipun aku tak mengenalmu sama sekali.

Tidak, tak ada yang salah.

Kamu benar.

Namun, aku juga benar, bukan?

Bogor, 28 Juli 2023

Siklus

Ego berlutut di depan cermin.

Mengabadikan setiap momen kepasrahan pada takdir yang tergores.

Malam menjadi lengang, seperti sediakala.

Berusaha untuk tidak muak atas siklus yang terus menjerat.

Menyayatkan rasa yang berulangkali membanting semangat, hingga lemah tak berdaya.

Sesungguhnya, aku tak pernah belajar.

Hanya menikmati hingga akhirnya tertampar oleh kebenaran yang pahit.

Apalagi, kali ini yang terbaik pergi.

Tak kehilangan akal begitupun asa.

Namun, sepertinya arus ini akan terus membuatku hanyut hingga akhirnya tiba di samudera yang luas.

Tak lagi mampu aku melawan.

Jadi, kugantungkan saja berbagai impianku di pinggiran sungai yang terlewati.

Hingga akhirnya hilang, tak bersisa di muara.

Bogor, 26 Juli 2023

Transformasi

Berubah menjadi ratusan kupu – kupu, berterbangan menjadi jutaan abu.

Menghilang dalam ketiadaan, mati perlahan dalam jiwa yang terlupakan.

Terurai menjadi unsur tanah, tersapu menjadi sampah.

Melebur dalam keramaian yang sunyi, menjelma dalam kesendirian yang abadi.

Hingar bingar ini semakin menjadi.

Aku gerah, aku geram.

Bogor, 4 Juli 2023

Simalingkar

Menjulang tinggi, sekolah dan rumah petak yang tersusun di atas tanah Perumnas, kuabadikan sebagai memori yang menetap.

Jalanan lebar yang penuh dengan bebatuan, mobil – mobil yang besar, kusemayamkan sebagai ingatan yang terpatri.

Sungai yang lebar, jernih dan asri, kuanggap sebagai kenangan tak terlupakan.

Orang – orang dewasa yang tinggi, gemuk, dan juga gagah, kuterima sebagai wujud masalalu.

Teman – teman yang lalu lalang di hadapan diriku, kuakui sebagai euforia nostalgia.

Lalu, perlahan, bangunan di sana terasa kecil dan sesak.

Jalanan terasa sempit, mobilpun tak sebesar dulu.

Sungai terasa kering.

Orang dewasa juga terasa tua dan ringkih.

Teman – teman terasa berbeda, realistis dan selektif.

Aku sadar, detik telah menggantikan masa.

Akulah yang saat ini dipandang oleh anak – anak sebagai orang yang tinggi, besar dan kuat.

Dengan berlalunya enambelas tahun, tempat itu sedikit berubah.

Begitupun aku, yang tak bisa kabur dari gerusan waktu.

Bogor, 11 Juni 2023

Pertanyaan

Biarkan aku memandang putihnya salju yang menutupi suatu distrik.

Biarkan aku mengembara ke gurun tak bernama.

Biarkan aku menelusuri jejak yang tercetak di tanah hutan belantara.

Biarkan aku menghirup aroma bunga – bunga yang tertanam pada kebun antah berantah.

Biarkan aku menjelajahi salah satu galaksi di jagat raya ini.

Biarkan aku berbicara pada bintang – bintang.

Biarkan aku berpetualang mendulang emas di antara piramida.

Biarkan aku terbenam dalam asinnya air laut sejenak.

Biarkan aku berteriak memanggil suatu nama di kerajaan awan.

Aku mencari, dan terus mencari.

Suatu rasa, yang asing dan membelengguku.

Suatu penjelasan, atas berbagai pertanyaanku.

Suatu hari, yang aku takkan lagi bertanya, mengapa dan mengapa.

Suatu tempat, yang bisa menjadi rumah bagiku.

Dan suatu hal, tempatku membuang semua gejolak emosi.

Jadi…

Apa? Bagaimana? Mengapa? Di mana? Siapa?

Bogor, 9 Juni 2023

Kini

Waktu seakan berhenti berdetik.

Mematung di atas tanah tempat kakiku berpijak.

Mencoba mencerna nostalgia yang langsung memenuhi ruang ingatanku.

Sapaanmu begitu hangat.

Sentuhan tanganmu membuat jantungku berpacu cepat.

Terpana, tersipu, terhanyut.

Aku larut dalam pikiranku.

Melihatmu berbicara di depanku, dalam wujud nyata, membuatku berdecak kagum.

Betapa kita telah dewasa, betapa kita telah diobrak – abrik oleh kegetiran hidup.

Kita telah menjadi seseorang.

Menjadi penyeimbang bagi putih dan hitam diri.

Aku tahu, kamupun tahu, semuanya masih ada di sana.

Menjelma menjadi angan yang takkan pernah terwujud.

Mengerang dalam rasa yang takkan pernah hilang.

Entah sampai kapan.

Bogor, 3 Juni 2023

Harmoni

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki sahabat sejati.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki cinta yang abadi.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki orangtua yang tulus menyayangi.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki anak yang berbakti.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki saudara kandung yang bersolidaritas tinggi.

Atau, mungkin saja, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki dirinya sendiri yang tangguh.

Aku baru sadar, bahwa gabungan semua hubungan yang harmonis itu hanya ditakdirkan untuk orang – orang tertentu saja.

Bahwa mungkin, beberapa hubungan harmonis tadi, masih ditujukan pada segelintir orang saja.

Dan bukan tak mungkin, beberapa manusia hanya memiliki satu hubungan harmonis saja.

Memiliki semua bukan berarti sempurna, bisa jadi artinya butuh penopang hidup yang banyak untuk berdiri tegak.

Hanya memiliki satu bukan berarti sampah, bisa jadi satu tetapi terlalu kokoh untuk dihempaskan oleh badai kehidupan.

Bogor, 23 April 2023

Jembatan

Image source: Pixiv

Aku berjalan mengikutimu, hingga kita tiba di jembatan kayu yang sedikit rapuh.

Sungai kecil di bawahnya menjadi salah satu jalur kehidupan, jernih dan mengalir tenang.

Kita duduk di tepi jembatan, memandang langit jingga yang terlalu menakjubkan untuk dihiraukan.

Lalu, kualihkan pandanganku, mendapati aura tenang wajahmu terpancar akibat bias senja.

Senyummu yang menular, mengartikan perasaan tulus pada setiap guratan wajahmu.

Aku tahu, apa yang ingin kamu sampaikan padaku.

Dan aku tak menyangkal, bahwa hingga saat ini, adegan mimpi itulah yang paling berkesan dari dirimu.

Bogor, 12 April 2023