Kini

Waktu seakan berhenti berdetik.

Mematung di atas tanah tempat kakiku berpijak.

Mencoba mencerna nostalgia yang langsung memenuhi ruang ingatanku.

Sapaanmu begitu hangat.

Sentuhan tanganmu membuat jantungku berpacu cepat.

Terpana, tersipu, terhanyut.

Aku larut dalam pikiranku.

Melihatmu berbicara di depanku, dalam wujud nyata, membuatku berdecak kagum.

Betapa kita telah dewasa, betapa kita telah diobrak – abrik oleh kegetiran hidup.

Kita telah menjadi seseorang.

Menjadi penyeimbang bagi putih dan hitam diri.

Aku tahu, kamupun tahu, semuanya masih ada di sana.

Menjelma menjadi angan yang takkan pernah terwujud.

Mengerang dalam rasa yang takkan pernah hilang.

Entah sampai kapan.

Bogor, 3 Juni 2023

Advertisement

Harmoni

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki sahabat sejati.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki cinta yang abadi.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki orangtua yang tulus menyayangi.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki anak yang berbakti.

Mungkin, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki saudara kandung yang bersolidaritas tinggi.

Atau, mungkin saja, seseorang hanya ditakdirkan untuk memiliki dirinya sendiri yang tangguh.

Aku baru sadar, bahwa gabungan semua hubungan yang harmonis itu hanya ditakdirkan untuk orang – orang tertentu saja.

Bahwa mungkin, beberapa hubungan harmonis tadi, masih ditujukan pada segelintir orang saja.

Dan bukan tak mungkin, beberapa manusia hanya memiliki satu hubungan harmonis saja.

Memiliki semua bukan berarti sempurna, bisa jadi artinya butuh penopang hidup yang banyak untuk berdiri tegak.

Hanya memiliki satu bukan berarti sampah, bisa jadi satu tetapi terlalu kokoh untuk dihempaskan oleh badai kehidupan.

Bogor, 23 April 2023

Jembatan

Image source: Pixiv

Aku berjalan mengikutimu, hingga kita tiba di jembatan kayu yang sedikit rapuh.

Sungai kecil di bawahnya menjadi salah satu jalur kehidupan, jernih dan mengalir tenang.

Kita duduk di tepi jembatan, memandang langit jingga yang terlalu menakjubkan untuk dihiraukan.

Lalu, kualihkan pandanganku, mendapati aura tenang wajahmu terpancar akibat bias senja.

Senyummu yang menular, mengartikan perasaan tulus pada setiap guratan wajahmu.

Aku tahu, apa yang ingin kamu sampaikan padaku.

Dan aku tak menyangkal, bahwa hingga saat ini, adegan mimpi itulah yang paling berkesan dari dirimu.

Bogor, 12 April 2023

Malam

Tenang, aku tak bersamanya kali ini.

Saat ini, aku bebas mencintaimu sedalam – dalamnya.

Tanpa takut terluka akan realita yang ada.

Kita mengarungi sebuah kota tak berpenghuni, sebuah distrik yang dipenuhi banyak sarang laba – laba di dalam bangunannya.

Begitu lengang di siang hari yang tak pernah kita lihat, dan mencekam di malam hari.

Namun, aku bersamamu.

Jadi, aku tak takut apapun.

Kamu nyata di sini, di tempat ini.

Sambil menyanyi senyaring – nyaringnya dalam balutan hitam pekat malam hari.

Sambil menari gembira menyambut baterai senter yang sudah kita cari sejauh ini.

Kita tak peduli, kita menyatu dalam kegelapan, dalam malam panjang terakhir kita.

Lalu, kita terisak satu sama lain, menangisi pagi yang hampir tiba.

Waktu kita hampir habis.

Kita benci fajar, kita benci terik.

Sebab, matahari menuntutku untuk menggunakan kembali tiara logika yang kemarin sengaja kutinggalkan.

Bogor, 27 Februari 2023

Dansa Terakhir

Dengan gaun indah, aku persembahkan tarian yang mendayu untukmu, yang tengah duduk di kursi tua itu.

Dengan sepatu pantofel yang berkilau, kamu bangkit dan menghentakkan kekuatanmu untuk menopang diriku agar aku tak terjatuh.

Bersama, menggerakkan seluruh tubuh mengiringi musik klasik di ruangan megah ini.

Memberikan sebuah pertunjukan menakjubkan pada kehampaan yang telah menunggu.

Meresapi setiap getaran dawai biola yang dilantunkan, hingga air mata terjatuh perlahan.

Jika memang ini adalah dansa terakhir kita, aku akan merekam setiap jejak tubuhku bersamamu saat ini, di tempat ini.

Agar aku tak lupa, bahwa aku pernah merasa sangat bahagia… denganmu.

Bogor, 22 Februari 2023

Hidup dan Mati

Aku berdiri di atas banyak kesalahan.

Memuja hal yang seharusnya tak kupikirkan sedetikpun.

Mati rasa pada hal yang seharusnya aku pelihara.

Berbagai paradoksikal rasa yang aku sendiri lelah menjalaninya.

Mimpi – mimpi malamkupun merupakan pelarian atas rumitnya jalan pikiranku.

Aku sakit, hanya saja aku masih bisa tidur nyenyak akibat kelelahan.

Aku sakit, hanya saja aku masih bisa makan dua kali sehari.

Sesehat itu fisikku untuk pikiran – pikiran yang membunuhku.

Bagaimana lagi aku harus mengenyahkan gundah yang perlahan mematikanku?

Bagaimana lagi aku harus menghidupkan rasa yang seharusnya tumbuh subur saat ini?

Aku hidup dan mati, di tempat yang tak seharusnya.

Namun, aku tak berdaya untuk menukarnya.

Seakan – akan, aku harus hidup dengan ini dalam waktu yang lama.

Aku lelah.

Aku lelah.

Bogor, 17 Februari 2023

Surga

Jika surga itu abadi, seperti apa keabadian itu?

Seperti apa rasanya tak pernah lagi merasakan sakit?

Seperti apa rasanya tak pernah lagi merasakan kelelahan?

Seperti apa rasanya tak pernah lagi merasakan sedih dan kecewa?

Seperti apa rasanya tak pernah lagi merasakan bosan?

Seperti apa rasanya perasaan bahagia yang konstan itu?

Seperti apa rasanya kenikmatan yang tak pernah berhenti mengalir?

Seperti apa rasanya dikelilingi suasana alam yang jauh lebih indah daripada dunia?

Apakah surga itu nyata?

Ataukah mungkin surga hanya sekedar khayalan belaka?

Apakah aku bisa ke sana?

Kapan aku bisa ke sana?

Ataukah aku harus ke neraka dulu untuk membasuh semua dosaku sebelum memasuki surga yang suci itu?

Bogor, 17 Februari 2023

Kunjungan

Pelarian dari rutinitasku yang membosankan.

Runtuh semua persona yang kupasang.

Beberapa jam di tengah malam merupakan waktu berkunjung.

Sudah tak terhitung berapa kali aku didatangi dalam keadaan sadar.

Begitu haru aku menyaksikannya dalam adegan yang sama.

Melalui obrolan hangat dan bermakna.

Sebuah imajinasi yang nyata, dengan realita yang samar tak tersentuh.

Bandara, pantai, petang, jalanan, rumah.

Sudah berapa lama aku terjebak di lalu lintas masa?

Oh, sudah setahun.

Namun, jika aku punya tiga permintaan, pertama, bisakah aku kembali lagi?

Kedua, bisakah aku memutuskan untuk tak mengirim sesuatu pada siapapun?

Ketiga, bisakah aku mematikan satu titik rasa yang terlalu delusional untuk ditekan?

Tolonglah, aku hanya sedikit… lelah.

Bogor, 22 Januari 2023

Laut

Biru menghampar di sepanjang pandangan.

Aroma asin menyeruak ke dalam penciuman yang mulai mati rasa.

Jernihnya menipu, seringkali mengelabui dengan menghadirkan beberapa makhluk yang menyeramkan.

Namun, tak jarang, beberapa jenis kumpulan ikan mengepakkan sirip dan membentuk formasi indah di dekat perahu.

Memainkan perbedaan kedalaman sebagai trik pertunjukan yang menakjubkan.

Disuguhi timur pagi yang menyulutkan semangat hidup.

Pun terik tengah hari yang menyengat kulit, dibersamai burung – burung camar yang melintas, menyampaikan salam dari negeri seberang dengan kicauannya.

Pula panorama senja yang mendamaikan jiwa yang lelah.

Begitupun cakrawala malam yang dipenuhi dengan rasi bintang sebagai alat navigasi.

Sayangnya, ombak tak membiarkan adegan ini berlangsung lama.

Gelombangnya membuat ciptaan darat ini terombang – ambing, terbalik dan menenggelamkan seisinya.

Kilat menyambar, dan semakin pecahlah dengan rintik hujan yang menyertainya.

Drama kian memanas di tengah dinginnya hembusan angin malam.

Siklus berulang, dan darat mulai tampak dari kejauhan.

Ada harapan, bahwa perjalanan ini akan segera berlabuh.

Namun, yang muncul hanyalah kapal besar yang sudah karam sebagian badannya.

Bogor, 18 Januari 2023

Tali

Tali itu begitu mudah putus dan lepas.

Sedikit percikan api, atau goresan, maka kandas sudah ikatannya, betapapun kuatnya simpul yang diciptakan.

Harganya murah, kualitasnya standar, tetapi yang paling penting, tali itu kurang cocok untuk menghubungkan dua benda itu.

Mungkin untuk darurat, tali itu bisa dimanfaatkan.

Namun, aku ingin menggunakannya untuk jangka waktu yang cukup lama.

Jadi, aku putuskan untuk menggantinya dengan tali lain yang lebih berkualitas dan pantas.

Aku tak ingin mengganti tali pilihan terakhirku, hingga ia benar – benar rusak dan tak bisa digunakan lagi.

Hingga ia tak lagi punya kekuatan untuk mempertahankan ikatannya antara dua benda itu.

Bogor, 9 Januari 2023