
Aku berdiri di atas banyak kesalahan.
Memuja hal yang seharusnya tak kupikirkan sedetikpun.
Mati rasa pada hal yang seharusnya aku pelihara.
Berbagai paradoksikal rasa yang aku sendiri lelah menjalaninya.
Mimpi – mimpi malamkupun merupakan pelarian atas rumitnya jalan pikiranku.
Aku sakit, hanya saja aku masih bisa tidur nyenyak akibat kelelahan.
Aku sakit, hanya saja aku masih bisa makan dua kali sehari.
Sesehat itu fisikku untuk pikiran – pikiran yang membunuhku.
Bagaimana lagi aku harus mengenyahkan gundah yang perlahan mematikanku?
Bagaimana lagi aku harus menghidupkan rasa yang seharusnya tumbuh subur saat ini?
Aku hidup dan mati, di tempat yang tak seharusnya.
Namun, aku tak berdaya untuk menukarnya.
Seakan – akan, aku harus hidup dengan ini dalam waktu yang lama.
Aku lelah.
Aku lelah.
—
Bogor, 17 Februari 2023